Pertama Guyon parikena
Isinya lelucon yang menyindir, tapi tidak terlalu kasar. Guyon ini biasanya dipakai seorang bawahan kepada atasannya atau adik kelas kepada kakak kelas, dan sangat jarang ditujukan kepada orang yang benar-benar dihormati. Humor ini bermaksud bukan untuk mendominasi secara psikologis.Kedua Satire, atau sinisme
Berbeda dengan guyon nomor satu, guyon ini muatan ejekannya lebih dominan. Kata-kata sindiran mulai dibumbui predikat-predikat menyinggung secara psokologis. Dasarnya adalah kecenderungan memandang rendah orang lain, sehingga jika tidak hati-hati menggunakannya, ini bisa sangat tidak mengenakkan hati.Baca Pula : 14 Teknik Komunikasi Paling Efektif untuk Menambah Teman!
Ketiga Pelesetan
Humor ini juga populer saat ini. Orang Barat menyebutnya imitative atau parody. Isinya, memelesetkan segala sesuatu yang populer sehingga nampak lucu dan mengundang tawa orang yang melihatnya. Nama-nama Rhoma Irama dipelesetkan menjadi Roma Aroma atau SBY dipelesetkan sebagai Si Butet Yogya termasuk kategori ini.Keempat Slapstick
Adalah humor yang berkaitan dengan nuansa fisik. Gigi maju, badan pendek, atau bibir “dower” menjadi contoh-contoh yang populer di teve-teve masa sekarang.Kelima Olah logika
Jenis humor yang didasarkan pada gaya analisis, biasanya dipakai oleh kalangan terdidik. “Kita harus mewaspadai bahaya provokasi dan provokator!” teriak santri dalam sebuah latihan pidato. “Apa bedanya?” Tanya Kyai. “Provokasi itu tingkat propinsi, Yai. Kalau provokator itu tingkat pusat.Keenam ”Superioritas-interioritas"
Lelucon ini muncul karena melihat cacat, kebodohan, atau kesalahan pihak lain. Misalnya, dialog antara dua orang tuli berikut: “Darimana, Kang? Dari mancing ya?”.“Nggak. Dari mancing kok.”.“Oalah, saya kira dari mancing.”Ketujuh Kelam
Sering dikategorikan “black humor“, isinya sesuatu semacam penderitaan, kejadian menyeramkan, atau sejenisnya.Kedelapan Seks
Seks di sini diartikan bukan sebagai jenis kelamin, tapi hubungan hal yang menjurus keporno-pornoan, bahkan full porno. Sifatnya yang ringan membuat humor jenis ini tidak memerlukan pikiran mendalam dan mudah mengundang gelak tawa.Terakhir Apologisme
Dalam istilah mudahnya, “ngeles“. Hal ini bukan untuk melucu, tapi justru berlindung di balik lelucon.
***
Note:
"Dari daftar jenis humor di atas, hampir semuanya pernah dikemas dalam bentuk tayangan publik di Indonesia. Sebut saja satire, slapstick, dan pelesetan. Bahkan, satu tayangan humor di televisi bisa mengandung tiga sampai lima jenis humor dari daftar tersebut. Sementara itu, humor-humor yang membutuhkan sedikit pemikiran, sebut saja dari daftar di atas “olah logika”, tidak populer sebagai objek kemasan acara komedi televisi. Jelas, karena pelakon dan pengarah adegan tidak perlu bersusah-payah menyusun konsep yang membutuhkan pemikiran lebih dalam menimbulkan kelucuan-kelucuan. Hasilnya, tidak mengherankan jika orang-orang luar, sebut saja “barat”, menonton acara humor di Indonesia, menganggapnya lebih sarkastis dibandingkan humor-humor mereka yang lebih sering menggunakan olah logika"
Share It to Your Friends!
mantap artikelnya.
BalasHapusterapi kejantanan pria
terimakasih infonya
BalasHapusberkunjung ya >>>
altar hati perempuan
terimakasih