Dahulu, bagaimana reaksi anda saat melihat ada orang lari malam-malam? Bisa jadi kita akan mengira ia maling yang dikejar warga atau orang gila yang berkeliaran bukan? Tetapi itu dulu! Sekarang, kegiatan lari di malam hari malah sedang ngetren di kalangan anak muda maupun para orang dewasa. Banyak alasan mengapa lari malam menjadi pilihan dari banyak orang. Jam sekolah, jadwal kuliah, jam kerja kantor, juga kesibukan rumah tangga merupakan beberapa aktivitas yang membuat orang-orang tidak memiliki waktu untuk melakukan lari di pagi, siang, maupun sore hari. Padahal aktivitas lari merupakan olahraga yang sangat baik bagi kesehatan jika dilakukan secara teratur dan tidak berlebihan.
Tetapi, muncul pertanyaan, apakah olahraga di malam hari berbahaya? Inilah yang memicu timbulnya pro dan kontra mengenai aktivitas malam ini! Sebelum membahas mengenai hal ini lebih dalam, berikut adalah data riset dan studi mengenai lari di malam hari ini yang dapat saya temukan di sebuah situs lari di internet:
(http://dunialari.com/pro-kontra-lari-malam/)
"American Academy of Sleep Medicine menyarankan kita untuk menghindari aktifitas fisik intens dalam rentang waktu 6 jam sebelum saat tidur. “Tujuannya untuk menjaga tubuh agar tidak memproduksi hormon endorfin dan stimulan lain yang dapat mengganggu pola tidur,” kata juru bicara Academy Kathleen McCann.
Namun riset lain menunjukan hasil yang berbeda. Shawn D. Youngstedt, PH. D., Asisten Professor Departemen Pengetahuan Olahraga di Universitas South Caroline, mengatakan 2 studi telah dilakukan dimana partisipan melakukan aktifitas fisik dengan intensitas tinggi selama 1 sampai 3 jam dan berhasil tertidur pulas 30 menit setelah selesai berolahraga tanpa kesulitan.
“Olahraga pada malam hari tidak menghasilkan efek negatif pada sebagian besar orang, bahkan olahraga dapat memperbaiki kualitas tidur,” kata Shawn D. Youngstedt.
Sementara studi oleh Dr. Boris Medarov dari Long Island Jewish Medical Center di New York menemukan hasil bahwa fungsi paru-paru bertambah sebanyak 6% setelah matahari terbenam dibanding saat-saat lain sepanjang hari."
Kesimpulan yang dapat diambil dari sekian banyak riset dan studi ini adalah bahwa setiap individu memiliki reaksi yang berbeda terhadap olahraga di malam hari, dan satu-satunya cara untuk mengetahui apakah lari malam cocok untuk tiap orang adalah dengan mencobanya.
Pro
- Suhu Tubuh meningkat seiring dengan berjalannya hari, hal ini dapat membantu performa olahraga. Riset terhadap sekelompok perenang menunjukan performa mereka naik signifikan antara jam 6 sore sampai jam 11 malam.
- Lepas Stres. Lari malam merupakan cara untuk melepaskan kepenatan setelah stres sepanjang hari.
- Efek Jangka Panjang. Tidur berkualitas setelah lari malam memiliki efek yang terus terasa sampai esok hari. Sebagian orang merasa lebih segar dan berenergi dengan suasana hati lebih ceria ketika bangun pagi setelah berolahraga malam sebelumnya.
- Mengurangi Nafsu Makan. Setelah belajar atau bekerja seharian, kamu pulang ke rumah, mengerjakan tugas atau membereskan rumah, memasak, makan malam, lari, lalu tidur. Dengan demikian kamu dapat menghindari godaan makan tengah malam.
- Hormon Cytokine dihasilkan tubuh ketika berolahraga intens. Hormon ini berperan membuat kita merasa mengantuk dan memperpanjang waktu tidur. Faktor penting dalam produksi hormone ini adalah durasi dan intensitas olahraga, kata Dr. Alex Chediak, Presiden dari American Academy of Sleep Medicine. Lari panjang atau long run setelah matahari terbenam mungkin dapat membantu kamu tidur lebih pulas.
- Kualitas Tidur. Fluktuasi suhu tubuh – meningkat ketika berolahraga dan turun ke suhu normal setelahnya – dapat memudahkan kamu tertidur.
Kontra
- Kurang Konsistensi. Kita tidak dapat memprediksi bagaimana hari-hari kita akan berjalan. Mungkin kita telah merencanakan sesi lari setelah pulang kerja, namun rapat mendadak atau kemacetan lalu lintas dapat membatalkan rencana tersebut.
- Kehidupan Sosial. Olahraga di malam hari membutuhkan komitmen. Bagaimana bila rekan kerja mengajak pergi sepulang kantor, atau ada acara keluarga di malam hari? Mana yang akan kamu pilih – sosialisasi atau lari?
- Keamanan. Lari di kegelapan mempersulit mata untuk melihat hal-hal kecil yang mungkin membahayakan. Lubang jalan, ranting pohon , belokan, tanjakan atau turunan jalan, hewan yang berlari di tengah jalan, kendaraan bermotor atau bahkan pelari lain adalah sebagian contoh hal-hal yang harus diperhatikan.
- Isu Kesehatan. Pendapat umum yang sering terdengar adalah lari malam dapat menyebabkan paru-paru basah. Sebenarnya tidak ada penyakit ‘paru-paru basah’ dalam dunia kedokteran. ‘Paru-paru basah’ adalah istilah orang awam untuk kondisi pleural effusion – keberadaan cairan dalam jumlah abnormal di sekitar paru-paru. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai penyakit, salah satunya adalah pneumonia.
- Pneumonia adalah infeksi paru-paru akibat kuman dan dipicu dengan kondisi daya tahan tubuh lemah sehingga mudah terserang penyakit. Kuman tersebut bisa didapat dari mana saja, kantor, mal, atau tempat umum lainnya – bukan eksklusif karena lari di malam hari.
- Salah satu teori yang mungkin mendukung timbulnya kekhawatiran masalah paru-paru adalah karena pepohonan dan tumbuhan menghasilkan CO2 di malam hari dan mengurangi kadar oksigen di udara sekitar kita, sehingga ketika berlari di rute dengan banyak pohon-pohon napas terasa lebih berat.
Ya, itu tadi fakta-fakta seputar Pro dan Kontra mengenai Kegiatan Lari Malam. Semua itu tergantung dari diri anda. Dan jika anda memutuskan untuk mencoba melakukan lari malam sebagai rutinitas, riset menyarankan anda untuk berlari beberapa jam sebelum waktu tidur anda. Poin penting lainnya adalah jangan sungkan untuk berkonsultasi dengan dokter bila kamu merasa ada keluhan.
So, Tentukan Pilihanmu!